Translate

Sabtu, 14 November 2015

Mungkin Kamu.

Kemarin aku berpikir, aku sudah berlari jauh meninggalkan sakit itu, tapi ternyata aku seperti hanya berlari di atas treadmill. Aku masih di posisi yang sama. Sama ketika kamu melangkah diam-diam meninggalkanku, tanpa salam perpisahan, tanpa teriakan sumpah sarapah, tanpa makian. Seharusnya aku memakimu sekali. Seharusnya aku memukulmu sekali. Seharusnya aku meluapkan amosiku padamu setidaknya sekali. Hingga aku tak perlu tersiksa begitu lama. Hanyut begitu dalam, terbawa anganku yang masih tentang kamu.

Keingintahuan itu terkadang menyakitkan.  Keingintahuan pada orang yang tidak tahu ada kita yang mengawasinya dari kejauhan. Iya, sakit. Aku disini melihatmu, berharap kamu masih kadqng mengingat tentangku. Mengingat lagu yang pernah kita dengarkan bersama. Mengingat tempat yang pernah kita kunjungi bersama. Mengingat malam. Mengingat hujan. Mengingatku.
Pura-pura lupa berkali-kali tidak membawaku pada amnesia. Pura-pura sudah sembuh tidak membawaku pada tidur yang nyenyak. Pura-pura tidak menangis juga tidak membawaku pada senyum yang berkepanjangan. Tidak ada satupun hal nyata yang aku inginkan yang terjadi padaku dengan kepura-puraanku. TIDAK ADA.
Entah kenapa aku masih menikmati menuliskan semua ini? Mungkin sebagai pengingat bahwa aku, kamu dan dulu-disebut kita, pernah mengalami hal yang menyakitkan dan berat sebelum bertemu dengan orang yang meringankan segalanya dalam sisa perjalananmu. Mungkin juga sekedar caraku menikmati luka yang pernah kamu tinggalkan untukku.

Katakan padanya, dapat salam dariku. Kamu dari masa lalu, aku sungguh ingin memelukmu sekarang! Saat ini! Dan mendengar kamu berkata padaku "Semua akan baik-baik saja".
Aku tau, mungkin bukan sekarang waktu yang tepat untuk bertemu kamu. Dan aku akan sabar menunggu hingga detik itu tiba. Semoga saja aku masih utuh sampai saat itu tiba. Karena bukankah rumah yang terlalu lama ditinggal kosong oleh pemiliknya, lama-lama akan rusak? Sama seperti hatiku.
Mungkin kamu,
Orang yang terlelap di sampingku.
Afriyani

1 komentar: