Translate

Minggu, 27 Desember 2015

Happy Birthday Afriyani


27 Desember 2015
Terima kasih Yaa Rabb, atas kesempatan yang Engkau anugerahkan kepadaku sampai detik ini.
Terima kasih Yaa Rabb, atas segala kenikmatan tiada terkira yang Engkau percayakan kepadaku sampai detik ini. 
Terimakasih Yaa Rabb.
Terima kasih mama tercantikku untuk doa-doa panjang yang selalu menyertaiku, terima kasih sudah menjadi malaikatku di dunia ini.
Terima kasih papa terhebatku. Your my hero. Aku bukan siapa-siapa tanpamu. Pria yang menyayangiku setiap detiknya dengan tulus. Benar-benar tulus.
Terima kasih Fiyan, Anna, Panca untuk menjadi alasanku berjuang sampai detik ini.
Buat alm.  yang selalu bersamaku, memberiku semangat, melindungiku, menjagaku, menyadarkanku, dan menjadi alasanku untuk tetap bertahan. Terima kasih.
Terima kasih buat teman-teman atas doa-doa dan ucapannya. Aamiin.

Semoga...
Aku bisa menjadi hamba-Mu yang semakin bertaqwa.
Aku bisa membanggakan dan membahagiakan malaikatku dan pahlawanku. 
Aku bisa menjadi pelindung, teman, dan kakak yang bisa kalian banggakan. 
Semoga doa-doa ku sampai padamu.
Semoga aku cepet LULUS kuliah dengan predikat cumlaude, dan bisa membanggakan dan membahagiakan mereka yang menyayangiku.
Semoga, semoga, dan semoga.
Happy ending for me!
Happy ending for us!
Aamiin.


Minggu, 20 Desember 2015

Selamat Malam Tuhan

Selamat malam Tuhan. Bolehkah aku sedikit bercerita sekaligus berharap pada-Mu?
Tuhan, saat ini aku masih mereka-reka skenario yang Engkau tuliskan untukku. Aku bingung dengan peran yang aku jalani. Aku masih sibuk mengira-ira, siapakah yang sebenarnya Engkau tuliskan untukku?
Tuhan, bolehkah aku memilih cerita yang lebih sederhana? Engkau pasti tau, aku pernah bercerita tentang kisahku dengan dia. Dia bilang kisah hidupku penuh drama, kayak sinetron. Tuhan, aku juga merasa seperti itu. Aku percaya, bahwa setiap cerita itu Kau tulis sesuai dengan kemampuan pemainnya. Tapi apakah ini tidak terlalu rumit untukku? Apakah ini tidak terlalu membingungkan untukku? Bukannya aku tidak bersyukur atas semuannya Tuhan, bukan. Tentu aku sangat bersyukur atas segala nikmat yang Engkau berikan dalam hidupku ini.
Tuhan, jika aku tak bisa meminta padamu skenario yang lebih sederhana, tolong berikan aku kekuatan lebih untuk menyelesaikan skenario ini. Bantu aku memenangkan hatinya. Ciptakan rasa yang sama seperti apa yang aku rasakan untuknya, atau bahkan lebih. Karena aku yakin, dia lebih kuat daripada aku yang selama ini sering menjatuhkan air mata di depan-Mu.
Tuhan, kali ini aku ingin benar-benar bahagia bersamanya. Bukan senyum pura-pura seperti yang selama ini aku pertunjukkan di depan semua penontonku. Tuhan, aku ingin berhenti menjadi pihak yang selalu mengalah, tapi aku juga tak ingin menjadi egois untuk kebahagiaanku sendiri. Aku ingin bahagia bersama.
Tuhan, saat ini aku merasakan rindu. Entah aku merindukannya, merindukan kenangan bersamanya, atau keduanya. Saat ini aku sedang mendengarkan suaranya, petikkan gitarnya dan juga melihat fotonya. Aku juga melihat video pendek kebersamaan kpami. Aku tertawa bahagia. Lucu. Aku ingin mengulanginya. Bukan waktunya, tapi kebersamaannya.
Tuhan, aku ingin melewatkan malam itu bersamanya. Malam ketika sisa usiaku berkurang lagi. 
Tuhan, sampai hari ini perasaanku masih takut. Aku takut melanjutkan ini, takut kalau ternyata aku berjuang sendirian. Kalaupun aku harus berjuang sendirian, tolong izinkan aku memenangkannya, memenangkan hatinya.
Tuhan, semoga, semoga, dan semoga. Aamiin.


Jumat, 18 Desember 2015

Sepenggal Perkenalanku

Hai..
Namaku Tiyas Afriyani. Biasa dipanggil Tiyas, tapi manggil sayang juga boleh hahaha. But i hate to be called as Yani and dont ask me why. Saat ini sedang meneruskan studi di Fakultas ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang 2012. Merupakan anak gadis pertama dari empat bersaudara.
Punya hobi yang standar semua haha -_-
Hobi yang paling mainstream nonton film action, dengerin musik dan killing time bareng siapa saja yang penting aku g sendirian. Karena aku benci kesepian. Paling suka dimintain advice-nya buat masalah orang lain tapi masalah sendiri kadang malahan belum terselesaikan dan ngerasa apa yang aku lakuin just talk only. Ya tapi bener sih kata pepatah, "menyelesaikan masalah sendiri terkadang tidak semudah menyelesaikan masalah orang lain". Dan aku yakin, not only me that has a problem, everyone does, right? 
Kalau kata orang, aku tipe cewek yang gampang banget loncat dari satu hubungan ke hubungan yang lain. Well, aku g terlalu ambil pusing sama label yang orang kasih ke aku. Karena cuma aku yang tau persisnya seperti apa diriku. Orang bilang cewek ahli sejarah, tapi aku g menganut sistem girls remember everything. Aku pelupa. Inget tanggal bersejarah? Ulangan sejarah aja nilai pas-pasan -__-

Aku suka hujan dan benci serangga. Kenapa suka hujan? Hujan itu membuat tenang dan damai. Karena dalam guyuran hujan aku bisa menangis sepuasku tanpa perlu khawatir dilihat orang. Itu membuatku lega.
Aku suka warna merah dan hijau. Kenapa? Because red is sexy dan hijau itu alami, menenangkan. Dua warna yang bertolak belakang untuk menjadi satu kombinasi yang cantik.

Aku punya banyak kelemahan. Yang paling parah itu adalah susah move on! Terkesan gampang bosen jika itu bukan dari hatiku. Aduh gimana ya proses buat nyembuhin penyakit yang satu ini? But wait, aku setia dan komitmen kok kalau yang aku miliki atau yang aku lakukan itu dari hati, itu serius.

Cinta setengah hidup sama prosa dan cerita fiksi. Thats why orang-orang bilang aku melankolis mungkin ya.
Punya cita-cita jadi wanita karier yang sukses, ibu yang bisa dibanggakan anak-anakku (nanti), dan tentunya ISTRI TUNGGAL yang selalu dirindukan suamiku (nanti). Profesi yang tidak muluk untuk seorang gadis sepertiku. Buat sekarang yang bisa dilakukan adalah semampunya dan sebaik mungkin berusaha dan merangkai mimpi dengan indah.



HAPPY ENDING FOR ME!


Kamis, 17 Desember 2015

Berjuang Sendirian ataukah Tamu tak Diundang?

"Dia yang tiba-tiba masuk sebelum saya mempersilahkan.."
Entah siapa yang dimaksud dengan dia disini. Aku yang kepedean atau memang benar itu untukku? Entahlah.

Jika ini bukan untukku, maka sekali lagi aku harus berjuang sendirian. Dan tahukah kamu, bahwa berjuang sendirian itu hal yang melelahkan? Aku yakin, kamu pasti tau itu. Mengingat betapa pengertiannya kamu. Tak apa. Bukan salah siapa-siapa apalagi salah aku ataupun kamu, jika memang aku harus sekali lagi berjuang sendirian. Karena ketika ini menyangkut perasaan, maka tak akan pernah ada yang bisa disalahkan. Rasa itu hadir dengan sendirinya. Entah karena kebosananku selama ini, entah karena rutinitas "kita" beberapa hari yang lalu, atau memang kamu dikirim Tuhan untuk menyembuhkan lukaku. Iya, karena selama ini aku hanya lari dari satu pria ke pria lain untuk menyembunyikan lukaku. Hanya bersembunyi karena nyatanya luka itu tetap ada. Tetap terjaga.

Dan jika memang tulisan itu untukku, emm... entahlah, aku harus senang atau sebaliknya. Senang rasanya kalau kamu berharap aku bisa membahagiakanmu. Tentu aku dengan senang hati akan membahagiakan orang yang aku pilih untuk kubahagiakan. Karena tanpa kamu mintapun, aku ada disini untukmu. Menunggumu mengulurkan tangan menyambut uluran tanganku. Tapi aku tak mau berbohong bahwa ada juga sedikit kesedihan yang kurasakan ketika membaca itu. Kenapa? Karena ternyata aku telah memasuki rumah yang pemiliknya belum mempersilahkan aku untuk masuk. Bukankah itu kurang pantas untuk dilakukan? Apalagi sebelumnya aku tak pernah memasuki rumah orang terlebih dahulu tanpa permisi.

Well, apapun itu tak akan menjadi masalah buatku. Karena saat ini aku juga sedang memantapkan pilihan. Meyakinkan hati, bahwa memang benar aku jatuh hati padamu, bukan sesaat. Sejujurnya aku tak ingin berharap terlalu jauh padamu karena takut nantinya hanya kekecewaan yang menantiku di ujung jalan. Tapi terselip sebuah pengharapan di setiap doa-doa panjangku, semoga kali ini tepat dan ini yang terakhir.
Karena aku takut untuk terluka lagi, Tuhan.