Translate

Minggu, 17 Januari 2016

Aku Harap Itu Kamu

Aku...
Ciuman yang kita lakukan minggu pagi, di awal tahun itu adalah ciuman pertamaku, bersama seseorang yang untuk pertama kalinya dalam hidupku selama 21 tahun ini benar-benar kusayangi. Sejak kapan, bagaimana, dan apa yang membuatku jatuh hati padamu? Sungguh, aku tak tau. Yang aku tau, di dekatmu aku tak perlu menjadi orang lain, tak perlu menjadi gadis manis, tak perlu berpura-pura baik, tak perlu malu mengatakan "aku menyukaimu" dan aku menyukai diriku apa adanya.
"I love you tiyas"
Meskipun tak pernah terucapkan pernyataan cinta yang mengharukan, tapi aku mendengarnya dari debaran jantung kita yang berirama ketika itu.

Aku berharap itu kamu, yang memegang jemariku kala aku kebingungan menentukan arah hidupku. Aku berharap itu kamu, pria yang dengan lembut memelukku ketika aku kelelahan menghadapi dunia. Aku berharap itu kamu, yang menemaniku keliling-keliling Jogjakarta, di bawah sinaran lampu jalanan, dan aku memelukmu layaknya orang yang paling takut kehilangan. Aku berharap itu kamu, pria yang mengecupku dengan sangat pelan, menenangkan tangisku yang sesenggukan, dan berkata bahwa semua akan tetap berjalan.
Dan aku telah memikirkannya lebih dari ratusan kali hingga kepalaku terasa mau pecah. 
"Aku tidak bisa kehilangan lelaki ini"
Karena itu... harapanku saat ini... Bisa bertemu denganmu setiap hari. Bilang aku mencintaimu setiap hari. Mendengar kau mengucapkan kata cintamu padaku setiap hari. Memimpikan mimpi yang sama setiap hari. Melahirkan anak kita, membesarkannya. Menjadi tua bersamamu. Mungkinkah itu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar